Idea Journal #2: Permasalahan Limbah Masker Medis Bekas

Shelline Puteri Erlandhika
4 min readMar 24, 2021

--

Sumber: https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/03/070200865/menyoroti-pembuangan-limbah-medis-pada-masa-pandemi-virus-corona-?page=all

Pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini mengakibatkan jumlah volume limbah sampah medis, termasuk masker medis bekas meningkat tajam.

Dilansir dari Detik.com, sejak April hingga akhir Desember 2020, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta telah mengumpulkan 1,5 ton limbah masker medis sekali pakai selama pandemi virus Corona di DKI Jakarta. Limbah sampah masker medis bekas yang mana merupakan sampah infeksius tersebut dibuang dengan cara yang kurang tepat, bahkan tercampur dengan sampah rumah tangga. Padahal, jenis limbah masker bekas sebaiknya dibuang secara terpisah ke dalam tempat sampah khusus barang beracun dan berbahaya (B3).

Hal ini cukup sejalan dengan hasil survei sederhana yang penulis lakukan secara acak kepada 65 responden. Meskipun terdapat jenis masker berbahan dasar kain yang mana dapat digunakan berkali-kali, berdasarkan survei, sekitar 75% responden saat ini mengaku lebih sering menggunakan masker medis satu kali pakai dibandingkan dengan masker kain tersebut.

Kemudian, setengah populasi responden mengaku sangat sering melakukan aktivitas di luar rumah dengan menggunakan masker medis satu kali pakai. Sehingga, dalam satu minggu, sekitar 40% responden membuang 4~5 sampah masker medis bekas. Bahkan terdapat 10% responden yang membuang lebih dari 6 sampah masker. Dengan intensitas yang cukup tinggi tersebut, wajar saja apabila limbah masker medis mengalami penumpukan.

Meningkatnya volume limbah masker yang mana tercampur pula dengan sampah lainnya tersebut memunculkan beberapa permasalahan baru. Diantaranya adalah naiknya resiko penularan virus melalui sampah, terhambatnya proses pengolahan limbah ke tahap selanjutnya serta pencemaran lingkungan seperti tersumbatnya saluran air, terganggunya ekosistem laut dan lain sebagainya.

Menurut Dokter Yusuf Nugraha, pemilik dari Klinik Harapan Sehat di Cianjur, yang juga fokus pada pengolahan sampah, permasalahan pembuangan sampah masker selama ini kurang diperhatikan publik. Padahal menurut beliau, masalah pembuangan masker merupakan hal yang penting untuk diketahui. Cara masyarakat membuang sampah masker medis bekas cukup beragam, ada yang digunting, dibakar atau dilipat-lipat. Namun, Dokter Yusuf menekankan bahwa poin krusial yang kian luput dari perhatian masyarakat sebenarnya adalah mengenai pemisahan sampahnya.

Meskipun 64% responden survei telah membuang masker dengan cara digunting atau dirusak terlebih dahulu, secara garis besar responden masih membuang sampah masker tersebut secara sembarangan, termasuk ke tempat sampah rumah tangga. Bahkan 30% responden langsung membuang masker bekas tersebut secara utuh ke tempat sampah tanpa melewati proses apapun.

Hal ini diduga disebabkan oleh kurang efektifnya edukasi mengenai cara pembuangan sampah masker medis tersebut kepada masyarakat. Hal ini sejalan dengan hasil survei yang menyebutkan bahwa 63% responden merasa edukasi tentang pembuangan masker medis masih kurang maksimal dan 35% lainnya menganggap edukasi yang ada selama ini sama sekali belum baik. Bahkan 70% responden mengaku tidak pernah mendapat edukasi mengenai hal tersebut sama sekali.

Sumber: https://klikbabel.com/2020/07/04/sampah-masker-penuhi-laut-bumi-hadapi-masalah-baru

Berangkat dari hasil survei, menurut penulis cukup penting untuk membuat dan menggalakkan kampanye mengenai cara pembuangan masker medis yang tepat kepada masyarakat yang dibarengi dengan perluasan sarana fasilitas tempat sampah khusus sampah medis di ruang publik. Sebab apabila hal ini tidak disadari dan ditanggulangi sedini mungkin, dikhawatirkan dampak yang akan datang akan lebih buruk dan menjadi lebih sulit untuk diatasi.

Mengenai fasilitas, penulis sempat terpikir untuk membuat suatu tempat sampah yang dapat mengolah sampah mentah masker medis bekas menjadi limbah yang siap diolah secara otomatis. Misalnya dengan teknologi penghancuran dan penyemprotan disinfektan otomatis dalam tempat sampah tersebut. Namun, hal ini bukan merupakan ranah penulis karena tidak memiliki latar belakang perancangan teknologi.

Kembali kepada fokus utama yaitu kampanye cara pembuangan masker dan juga perluasan fasilitas tempat pembuangan sampah medis. Perihal ini bukanlah merupakan suatu hal yang baru diciptakan, namun menurut penulis kampanye dan perluasan fasilitas ini memang belum terlalu digalakkan sehingga masih banyak masyarakat yang belum menaruh perhatian akan hal ini.

Dengan direalisasikannya kampanye dan perluasan fasilitas, diharapkan dapat membawa manfaat bagi kesehatan dan lingkungan. Masyarakat menjadi lebih awas dan berhati-hati dalam membuang sampah medis. Resiko penularan virus melalui sampah pun dapat berkurang. Kemudian, penempatan sampah masker lebih tertata sehingga pengolahan limbah masker menjadi lebih cepat diproses dan tidak menumpuk atau mencemari ekosistem alam.

Tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa ide kampanye dan perluasan fasilitas ini juga mungkin memiliki rintangan yang dapat menghambat efektivitasnya. Misalnya saja proses rangkaian agenda kampanye yang tidak menarik sehingga tidak memberikan dampak apapun kepada masyarakat. Penulis berpikir salah satu media dari kampanye ini dilakukan dengan pembuatan video edukatif yang menarik, sehingga video tersebut dapat disebar luaskan melalui media sosial, iklan YouTube dan juga televisi. Sehingga, pesan dari kampanye ini dapat lebih tersebar luas dan terus ada diingatan masyarakat, sebagaimana gencarnya kampanye 3M sebelumnya. Sehingga, kiranya perlu ada dukungan dari pemerintah dan influencer untuk menggalakkan hal ini.

Kampanye dan perluasan fasilitas juga diharapkan dapat membentuk perasaan emosi positif dan empati dari masyarakat untuk ikut serta mengetahui pentingnya cara pembuangan sampah medis, serta bahayanya apabila tidak ditangani dengan baik. Ketika masyarakat sudah memahami dan sadar akan hal ini, penulis optimis ke depannya masyarakat dapat lebih menaati aturan dan cara pembuangan sampah medis secara lebih baik, dan permasalahan limbah sampah masker medis pun dapat atasi.

--

--